Dalam interaksi keseharian, kita akan menemukan berbagai orang dengan
kepribadian yang berbeda. Sebagai contoh, terdapat orang yang harus
berdebat atas semua hal tanpa memikirkan konsekuansi perihal perilaku
mereka. Inilah yang disebut agresif
Namun ada pula orang yang
tenang dan percaya diri mengemukakan prinsipnya tanpa harus berperilaku
kasar. Dan ini yang disebut dengan asertif. Perbedaan antara keduanya
terlihat gamblang di bawah ini.
|
blog.i-reconnect.com |
Kepribadian Asertif
1.
Orang asertif memiliki pandangan positif perihal pendapat dan
perilakunya. Pada saat yang sama, mereka tetap menghormati pikiran dan
tindakan orang lain.
2. Orang asertif biasanya berbicara jujur tentang pendapat mereka secara sopan tanpa harus menyakiti perasaan orang lain.
3.
Orang asertif termotivasi untuk mencapai tujuan serta apa yang mereka
inginkan. Pada saat yang sama, mereka juga berusaha menghormati orang
lain serta mengajak maju bersama.
4. Orang asertif membuat kontak mata saat berbocara dengan orang lain. Ekspresi matanya cenderung tenang dan tidak agresif.
5. Orang asertif melihat semua orang memiliki kedudukan yang sama. Pendekatan mereka cenderung lebih demokratis.
6.
Orang asertif memiliki postur lurus tanpa membungkuk dan ekspresinya
umumnya santai. Cara komunikasi asertif adalah berbicara ‘to the point’
tanpa berbelit-belit.
Kepribadian Agresif
1. Orang agresif merasa bahwa hanya pendapatnya yang memilki bobot dan menganggap orang lain tidak mampu mengambil keputusan.
2.
Orang agresif akan berbicara keras untuk membuat orang lain
mendengarkannya. Mereka biasanya memiliki keterampilan mendengarkan yang
buruk.
3. Orang agresif berusaha mencapai tujuan dan impian
mereka dengan cara menyakiti orang lain atau dengan menginjak harga diri
orang lain.
4. Orang yang agresif cenderung memelototi orang lain agar tunduk tanpa melawan.
5. Orang agresif menempatkan dirinya diatas orang lain dan bersikap kasar.
6. Postur orang agresif cenderung berjarak dan kaku dengan ekspresi mengancam di wajahnya.
Lantas,
dalam berinteraksi sehari-hari tentu saja memiliki jiwa asertif
merupakan pilihan yang ideal. Dengan komunikasi asertif, maka kita mampu
berkomunikasi secara efektif tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa
yang orang lain mungkin pikirkan atau katakan.
Komunikasi
asertif juga akan menuntun seseorang untuk memutuskan antara mengatakan
‘ya’ atau ‘tidak’ untuk situasi tertentu. Sebaliknya, orang yang kurang
asertif cenderung selalu berkata ‘ya’ meskipun sebenarnya dia tidak
berada dalam mood untuk melakukan hal tersebut.
|
imprinttrainingcenter.blogspot.com |
Apa saja manfaat menjadi asertif?
1. Bebas dari konflik internal
Bayangkan situasi berikut, Anda sedang mengalami sakit kepala parah dan ingin menghabiskan waktu sendirian untuk beristirahat.
Tapi teman baik Anda menelepon dan mengatakan bahwa ia ingin pergi keluar dengan Anda.
Menghadapi situasi ini, sebenarnya Anda hendak menolak ajakan tersebut karena tidak dalam mood untuk melakukannya.
Tapi
karena tidak mampu berkata ‘tidak’, Anda akhirnya pergi keluar sehingga
menambah derita sakit kepala Anda dengan melakukan apa yang tidak ingin
Anda lakukan.
Jika Anda cukup asertif untuk menolak teman Anda,
Anda bisa menghabiskan waktu beristirahat atau melakukan apa yang
sebenarnya ingin Anda lakukan.
Untuk berkata ‘tidak’, Anda tidak
harus bersikap kasar. Komunikasi asertif harus tetap mengedepankan
hubungan saling menghormati.
Dari contoh diatas, sikap asertif akan membuat seseorang terhindar dari stres dan tekanan yang tidak perlu dari lingkungan.
2. Meningkatkan percaya diri
Komunikasi asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang asertif berarti tidak ragu dalam menyuarakan pendapatnya.
Orang
lain juga akan cenderung menghargai orang yang asertif karena berani
menyuarakan pikiran dan memilih memberikan jawaban yang jujur.
Apresiasi dan penghargaan dari orang lain pada akhirnya akan meningkatkan rasa percaya diri Anda yang telah bersikap asertif.
3. Membantu mengelola stres
Bersikap asertif membuat seseorang lebih mudah mengelola stres.
Orang yang asertif tidak akan menyesali apa yang dilakukan karena telah menyuarakan apa yang menjadi pendapat dan keyakinannya.
4. Hidup yang tidak terikat dan bebas
Orang asertif selalu percaya dengan prinsipnya tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang dikatakan orang lain.
Orang asertif umumnya bahagia dan percaya diri karena mampu menentukan pilihan dan tujuan hidupnya sendiri.
Orang
lain tidak akan bisa memanfaatkan orang yang asertif karena perilaku
asertif membuat seseorang tetap kukuh dengan prinsipnya.
Sebaliknya, orang yang tidak bisa berkata ‘tidak’ cenderung dimanfaatkan orang lain karena ketidakmampuannya untuk menolak.
Jika Anda merasa belum mampu berkomunikasi secara aasertif, latihan dan pembiasaan bisa membantu menumbuhkan sifat positif ini.
|
embraceliving.net |
Bagaimana mengembangkan diri memiliki perilaku asertif?
1. Asertif adalah kualitas penting yang harus dipunyaiAnda harus memahami bahwa asertif merupakan kualitas yang diperlukan dalam kepribadian Anda.
Baik
itu dalam hubungan personal, pekerjaan, bisnis, dan studi, Anda harus
bersikap asertif untuk mengekspresikan diri secara positif.
Asertif
adalah tentang mengekspresikan hak-hak, mengungkapkan keyakinan,
keinginan, serta menyatakan pandangan Anda dengan tetap menghormati
orang lain.
Berbicara untuk diri sendiri penting agar Anda tidak
diperlakukan secara negatif atau agar orang tidak berasumsi bahwa Anda
tidak memiliki kemampuan.
2. Meningkatkan percaya diriUntuk menjadi asertif, Anda harus memiliki rasa percaya diri.
Pribadi yang penuh percaya diri akan menciptakan kesan tentang siapa diri Anda di hadapan orang lain.
Berbicaralah dengan yakin. Jangan bergumam atau bersuara pelan seperti orang yang tidak memiliki rasa percaya diri.
3. Katakan apa yang Anda inginkanTanpa harus menjadi agresif atau kasar, ekspresikan keinginan dan pendapat Anda dimanapun diperlukan.
Jangan diam dan hanya menunggu. Selalu usahakan mengekspresikan diri Anda.
4. Tingkatkan kemampuan bahasa tubuhBahasa tubuh memiliki peran penting dalam komunikasi non verbal.
Lakukan kontak mata ketika sedang berbicara dengan orang lain. Latih agar ekspresi dan suara tetap terkontrol.
5. Jangan terlalu banyak minta maafSebagian dari kita mungkin amat bersemangat mengatakan maaf.
Mengatakan maaf memang seakan telah menjadi norma kesopanan.
Bukan
berarti mengatakan maaf tidak boleh dilakukan. Yang harus dihindarkan
adalah terlalu sering minta maaf untuk sesuatu yang tidak diperlukan.
6. Berani berkata ‘tidak’Anda mungkin cenderung mengorbankan pendapat dan ide-ide hanya karena teman-teman dekat Anda meminta Anda untuk melakukannya.
Hubungan harus didasarkan pada sikap saling menghargai, bukan berdasarkan pada dominasi.
Jika
teman atau kolega Anda selalu mengharapkan ‘ya’ dari Anda, bahkan
ketika Anda sedang tidak ingin melakukannya, maka Anda harus belajar
untuk mengatakan tidak.
Buat batas sehingga orang lain tidak mengganggu kedamaian pikiran Anda. Ini akan membantu Anda mengembangkan sikap asertif.
7. Bekali diri dengan informasi akuratMembekali
diri dengan informasi dan fakta yang akurat akan membuat Anda lebih
percaya diri yang pada akhirnya membantu Anda bersikap lebih asertif.
Informasi yang akurat amat membantu mendukung pendapat yang Anda ajukan.
8. Tidak perlu menyenangkan semua orangAgar menjadi asertif, Anda harus sadar tidak mungkin menyenangkan semua orang.
Belajar untuk mengatakan ‘TIDAK’ jika memang diperlukan.
Bukan merupakan kewajiban Anda berusaha membuat semua orang senang dan bahagia.
Semua yang Anda butuhkan hanyalah berusaha melakukan yang terbaik. Akan sulit untuk menyenangkan semua orang.
Akhirnya,
belajar untuk menjadi lebih asertif dalam setiap hubungan akan
memperbesar peluang Anda menjalani kehidupan yang lebih bahagia.