Seorang dokter berkisah tentang seorang ibu yang 15 tahun tak kunjung
mempunyai anak. Akhirnya, anugrah itu pun terwujud. Namun belum genap 2
tahun usia anaknya, si ibu harus menerima kenyataan bahwa anaknya
mengalami sakit jantung dan harus di operasi.
Dua jam setelah operasi anak tersebut mengalami pendarahan pada saluran nafasnya. Hal itu menyebabkan si anak mengalami sesak dan jantungnya sempat berhenti bekerja. Ketika hal tersebut di kabarkan pada sang ibu, ibunya hanya berucap “ hasbiyallohu wani’mal wakil (cukuplah Alloh bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung)”.
Dua jam setelah operasi anak tersebut mengalami pendarahan pada saluran nafasnya. Hal itu menyebabkan si anak mengalami sesak dan jantungnya sempat berhenti bekerja. Ketika hal tersebut di kabarkan pada sang ibu, ibunya hanya berucap “ hasbiyallohu wani’mal wakil (cukuplah Alloh bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung)”.
Ilustrasi / www.iranheritage.org
Sang ibu pun menemani anaknya yang terbaring sakit sambil membaca
al-quran. Dua minggu kemudian keadaan si anak membaik. Namun, dua hari
berikutnya kembali si anak mengalami pendarahan. Tiap kali kondisinya
membaik dia mengalami pendarahan lagi. Namun, tidak ada kata yang
terucap dari mulut sang ibu selain “hasbiyallohu wani’mal wakil”.
Setelah pendarahan berhasil diatasi dan kondisi anak membaik, tiba-tiba ia terkena kebocoran otak yang hampir merenggut nyawanya. Setelah kebocoran berhasil diatasi, si anak malah mengalami keracunan di seluruh tubuh sekaligus kegagalan ginjal sehingga kondisinya sangat menhawatirkan. Setelah agak membaik, ia mengalami radang selaput pembungkus jantung dan sekitar tulang rongga dada yang mengharuskannya kembali menjalani operasi.
Sepanjang menemani anaknya menjalani perawatan, sang ibu selalu membaca “hasbiyallohu wani’mal wakil” dan juga selalu berdoa ,”ya Alloh,,,sembuhkanlah anakku jika kesembuhan adalah yang terbaik untuknya”.
Enam bulan lamanya si anak terbaring di ruang pemulihan, kemudian dipindahkan ke bagian bedah jantung khusus anak dalam keadaan yang mengenaskan, tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa berjalan, dengan dada terbuka.
Akan tetapi sang ibu sangatlah tegar dan penuh harap kepada Alloh. Ia terus membaca Al-quran di sisi anaknya. Tiga bulan berlalu, anak itu keluar dengan kondisi bisa melihat, mendengar,berbicara dan berjalan sendiri seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
RenunganSetelah pendarahan berhasil diatasi dan kondisi anak membaik, tiba-tiba ia terkena kebocoran otak yang hampir merenggut nyawanya. Setelah kebocoran berhasil diatasi, si anak malah mengalami keracunan di seluruh tubuh sekaligus kegagalan ginjal sehingga kondisinya sangat menhawatirkan. Setelah agak membaik, ia mengalami radang selaput pembungkus jantung dan sekitar tulang rongga dada yang mengharuskannya kembali menjalani operasi.
Sepanjang menemani anaknya menjalani perawatan, sang ibu selalu membaca “hasbiyallohu wani’mal wakil” dan juga selalu berdoa ,”ya Alloh,,,sembuhkanlah anakku jika kesembuhan adalah yang terbaik untuknya”.
Enam bulan lamanya si anak terbaring di ruang pemulihan, kemudian dipindahkan ke bagian bedah jantung khusus anak dalam keadaan yang mengenaskan, tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa berjalan, dengan dada terbuka.
Akan tetapi sang ibu sangatlah tegar dan penuh harap kepada Alloh. Ia terus membaca Al-quran di sisi anaknya. Tiga bulan berlalu, anak itu keluar dengan kondisi bisa melihat, mendengar,berbicara dan berjalan sendiri seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Mungkin kisah di atas tanpa sumber referensi yang jelas. Namun, kita bisa bersama-sama belajar soal keimanan dan kesabaran. Ketika kita percaya pada satu hal dan mengimaninya, serta terus bertekun dengan apa yang kita yakini, maka suatu saat akan ada hasil yang baik untuk kita petik.
Dan, apa pun agama, keyakinan kita masing-masing... semoga kita bisa tetap bersabar sambil bersyukur atas segala perstiwa dalam hidup ini. Karena, segala sesuatu indah ketika datang pada waktunya...
0 pendapat:
Posting Komentar