Manfaat Tersenyum Bagi Kita Dan Orang Lain

Setiap orang pasti pernah tersenyum dalam hidupnya, dan ada banyak sekali hal yang bisa bikin orang tersenyum. Misalnya aja waktu ketemu atau berpapasan sama orang yang baru pertama kali dilihat biasanya kita akan tersenyum, apalagi kalo orang yang ditemui itu cakep. Ya kalaupun gak cakep biasanya bakal senyum juga sih meskipun rada maksa. Malah kadang ada juga yang suka senyum-senyum sendiri waktu liatin poto gebetan di socmed. Haha hayo ngaku siapa yang begitu?


Emang sih kadang kita yang disenyumin atau mereka yang kita senyumin itu suka jadi GeEr dan mikir "itu orang senyumnya manis banget ke gw, apa dia suka ama gw? Ah iyalah, gw kan cakep" *dan kemudian besar kepala*. Duh emang ada ya yang berpikiran se-PeDe itu? Ada kok, yakin dah. Dan buat kamu yang sering atau pernah berpikiran seperti itu, mendingan jangan ke-GeEr-an dulu deh karena kemungkinan dia yang senyum sama kita itu cuma berusaha bersikap ramah aja seperti yang mimin lakukan pada (hampir) semua orang yang mimin temui.

Disadari atau nggak, senyum itu bisa memberikan manfaat loh buat kita yang tersenyum maupun mereka yang disenyumin. Selain membuat kita menjadi kelihatan lebih ramah dan lebih cakep, ternyata ada beberapa manfaat lain yang bisa kita dapatkan dan sebarkan hanya dengan tersenyum. Eit tapi disini aku gak bakal jelasin manfaat dalam bentuk fisik ya, tapi lebih ke manfaat pada mental dan pikiran (psikis, psikologis atau apalah namanya).

Memperbaiki Mood

Jujur aja, ide untuk membuat tulisan ini berawal ketika kemarin aku baru tau bahwa orang yang sedang aku perjuangkan ternyata sedang dekat dengan orang lain dan hal itu sukses untuk merusak mood dan semangatku di pagi itu. Aku malas untuk bertemu dengan siapapun karena tidak ingin mereka melihat wajahku yang murung. Tapi mau gak mau ya aku harus ketemu dengan orang, dan ketika itu terjadi aku berusaha memasang senyum meski alakadarnya. Dan semakin banyak orang yang aku beri senyum semakin terasa pula bahwa mood ku sudah semakin membaik dan itu membuat senyumku menjadi lebih tulus dan iklas.

Yup, itu sudah membuktikan bahwa senyum bisa memperbaiki mood kita dengan syarat senyum yang kita berikan bukanlah senyum yang dipaksakan melainkan senyum yang ikhlas dari dalam hati.
Tapi bukannya tadi katanya senyumnya cuma alakadarnya mas? Berarti itu senyumnya gak ikhlas alias maksa donk?
Beda donk yaa. Jadi gini, senyum yang maksa itu keliatan kok bedanya dengan senyum yang ikhlas meskipun alakadarnya. Senyum yang maksa itu senyum yang lebar banget tapi terlihat kurang greget gimanaa gitu. Nah kalo senyum iklas itu gregetnya tetep terasa meskipun alakadarnya. Gak percaya? Coba aja liat orang di sekelilingmu, pasti kamu bakal paham maksud dan perbedaannya.

Jadi senyum yang iklas disini tuh seperti ingin menunjukkan pada orang lain bahwa kita tidak sedang murung, sedih, atau apalah yang jelek-jelek. Dengan kata lain kita berusaha menyembunyikan dan melupakan kesedihan kita (kalo waktu itu emang sedang sedih) kepada orang lain dengan cara tersenyum. Nantinya senyum yang ikhlas ini akan membantu kita untuk memperbaiki mood kita tadi. Coba deh!

Membuat Kita Berpikir Lebih Positif

Oke sebenernya ini gak berlaku untuk semua orang karena manfaat ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang punya atau mau berpikir luas, melihat sesuatu dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Kembali ke topik yaa. Kalo mood kita udah lebih baik, kemungkinan besar pikiran positif akan ikut datang menghampiri kita karena kita sudah merasakan bahwa tesenyum (=bahagia) itu indah dan disadari atau nggak kita bakal bisa melihat "isi dunia" ini dari kacamata positif sehingga akan tampak lebih indah.
Buat apa sih aku murung ato sedih lagi? Lihat disekitar kita, dunia ini terlalu indah untuk kulewatkan. Jadi buat apa aku habiskan waktu untuk bersedih? *and then you can't stop smiling*
Membuat Orang Lain Senang

Senyum yang tulus dan diikuti sikap rendah hati akan membuat orang lain yang berhadapan dengan kita menjadi merasa "senang" dengan kita. Dan secara gak langsung senyum kita pun akan membantu orang lain untuk memperbaiki mood mereka. Kalo kamu gak percaya, coba deh kita ambil contoh sebaliknya. Misalnya kamu adalah penjual tahu crispy di depan pasar, dan aku adalah customer yang gak bisa senyum, jutek dan kawan-kawannya. Apa yang terjadi kalo aku dateng pengen beli tahu crispy yang kamu jual? Pasti kamu bakalan males kan ngeladenin orang songong kaya begitu? Besoknya pun pasti kamu berharap gak bakal ketemu orang macem itu lagi, iya kan?

Beda cerita kalo pembelinya itu orang yang ramah dan senyumnya tulus, pasti kamu bakal seneng ngeladeninnya. Besoknya pun kamu bakal semangat untuk jualan dan berharap bertemu dengan lebih banyak customer yang murah senyum. Itu apa artinya? Dengan tersenyum kita bisa berbagi kebahagiaan dengan orang disekitar kita :)

Membuat Orang Lain Merasa "Nyaman"

Nyaman disini bukan berarti dia suka sama kamu terus mau jadi pacar kamu, bukan! Ketika kamu pengen ngobrol dengan orang lain dan kamu awali dengan senyuman, kemungkinan besar orang tersebut akan menanggapi kita dengan ramah kecuali emang kalo itu orang songong. Senyum kita akan memberikan kesan yang positif terhadap diri kita sehingga orang lain tidak akan canggung ketika berhadapan dengan kita.

Menjalin Keakraban

Sebenernya ini hampir mirip dengan yang aku jelasin diatas, tapi ini sengaja aku tambahin untuk lebih menegaskan aja sih. Jadi kalo orang udah ngerasa nyaman, pasti bakalan cepet akrab juga kan? Yakan yakan? :D

Membuat Kita Merasa Lebih Bahagia

Ini juga untuk menegaskan beberapa hal yang udah aku jelasin diatas. Jadi ketika tersenyum sudah bisa mempengaruhi mood dan pikiran kita, maka secara otomatis kita pun akan merasa lebih bahagia. Ini serius loh!

Membuat Kita Menjadi Pribadi Yang Lebih Ramah

Ini juga merupakan hal yang aku alami sendiri. Dulu tepatnya waktu masih SMP aku bukanlah tipe anak yang gampang tersenyum. Bisa dibilang jutek dan sombong juga sih. Dan aku menyadari sendiri bahwa sikapku itu membuat orang lain enggan untuk mengenal atau sekedar mendekatiku. Dan ketika mulai duduk di bangku SMA (waktu itu duduknya di bangku paling belakang kalo gak salah #eh) aku berniat untuk merubah sikapku yang tadinya "tidak bisa tersenyum" menjadi lebih murah senyum walau awalnya sekedar senyum alakadarnya.

Tersenyum pada semua orang
Tapi lama kelamaan aku menjadi merasa nyaman atas respon orang lain terhadapku yang ternyata lebih baik ketika aku tersenyum. Maka aku mulai ketagihan untuk tersenyum dan itu juga membuatku merasa jauh lebih ramah dari sebelum-sebelumnya.


Nah ternyata banyak juga kan manfaat yang bisa kita dapatkan ataupun berikan hanya dengan tersenyum? Masih mau jadi orang jutek bin songong? Yuk kita mulai tersenyum pada semua orang agar kita bisa merasakan manfaat itu, dan bagi yang sudah terbiasa tersenyum mari kita teruskan menebar pesona senyuman pada semua orang, untuk hidup lingkungan yang lebih baik! Let's smile today! #SmileToday
 

Anak Laki-laki lebih Pintar Matematika Karena Tidak Takut Salah

Tinggi rendahnya kemampuan akademis anak bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah didikan orangtua yang membentuk karakteristik anak itu sendiri.

Karena anak laki-laki seringkali dididik secara tegas, tak heran jika mereka dikenal lebih mampu menyelesaikan soal matematika dibandingkan dengan anak perempuan.

Apa kaitannya? Studi yang dilakukan University of Missouri, AS ini mengemukakan bahwa di sekolah, anak perempuan dan anak laki-laki menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi masalah aritmetika.

Anak perempuan cenderung menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang lambat namun akurat sebaliknya anak laki-laki mengatasinya dengan pendekatan yang lebih cepat namun rawan mengalami kesalahan.

Tentu saja pendekatan anak perempuan dalam hal ini memberinya keuntungan pada masa awal sekolah, namun pada akhir kelas 6, anak laki-laki terbukti bisa melampaui hasil belajar anak perempuan.

"Perbedaan akurasi aritmetika diantara anak laki-laki dan perempuan mungkin timbul dari adanya kemauan untuk mengambil risiko kesalahan dengan menjawab persoalan matematika hanya berdasarkan kemampuan daya ingatnya," kata peneliti Drew Bailey seperti dilansir dari medindia.




"Dalam studi ini, kami menemukan bahwa dibanding anak perempuan, anak laki-laki lebih suka langsung mengungkapkan jawabannya sesaat setelah diberi persoalan, meskipun mungkin kurang akurat. Namun dari waktu ke waktu, praktik mengingat jawaban ini bisa mendorong anak laki-laki jauh melampaui anak perempuan dalam hal akurasi jawaban," tambah Bailey.

Peneliti mendapatkan kesimpulan ini setelah mengamati sekitar 300 anak-anak sejak kelas 1 hingga menginjak kelas 6 sekolah dasar.

Saat berada di kelas 1 dan 2, kecenderungan anak laki-laki untuk memberikan jawaban secara cepat menunjukkan bahwa secara total anak laki-laki lebih banyak memberikan jawaban ketika diberi persoalan aritmetika namun jawaban yang salah juga lebih banyak.

Di sisi lain, anak perempuan lebih banyak memberikan jawaban yang benar namun cenderung merespon persoalan secara lebih lambat dan soal yang bisa dijawab pun lebih sedikit.

Meski begitu, saat menginjak kelas 6, anak laki-laki jauh lebih banyak memberikan jawaban dengan tingkat kesalahan yang lebih sedikit.

"Mengembangkan kemampuan matematika itu bisa dibagi ke dalam dua cara yaitu 'practice makes perfect' dan 'perfect makes practice'."

"Artinya mencoba menjawab lebih banyak pertanyaan dengan menggunakan daya ingat mendorong pengambil risiko untuk lebih banyak berlatih sehingga lama-kelamaan akurasi jawabannya akan membaik."

"Begitu pula dengan anak-anak yang sudah punya keterampilan dalam strategi tertentu akan terdorong untuk lebih banyak menggunakan strateginya itu sehingga butuh lebih banyak praktik," terang Bailey.


Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Experimental Child Psychology.
 

Cara Cepat Turunkan Stres: Guncangkan Badan dan Bicara dengan Orang Lain

Saat seseorang misalnya akan menghadapi ujian atau suatu musibah, tubuh akan mengeluarkan hormon stres kortisol dan adrenalin sebagai respon natural untuk bertahan hidup. Fungsi tersebut bisa menjadi masalah jika tidak terkendali karena bisa menimbulkan kecemasan yang berlebihan.



Untuk membantu mengatasi reaksi stres yang berlebihan ahli saraf dan terapis okupasi dari Kanada, Kimberly Ann Barthel, BMR, OTR, punya beberapa saran. Saran pertama adalah dengan menggerakkan tubuh agar adrenalin dapat berkurang.

Reaksi stres saat menghadapi kesulitan sebenarnya adalah sesuatu yang dilakukan tubuh secara alami dan tidak hanya dilakukan manusia. Kimberly yang akrab disapa Kim mengatakan ambil contoh seperti hewan zebra saat ia dikejar singa. Saat lari tubuh Zebra akan mengalami reaksi stres dan menghasilkan adrenalin namun setelahnya zebra dapat menurunkan tingkat hormon stres dengan mengguncangkan badan.

"Kita tentu tidak pernah lihat zebra yang selamat kemudian terbaring di tanah dan mengalami trauma dari stres. Mereka bisa dengan cepat mengurangi adrenalinnya dengan mengguncangkan badan dan itu yang kita manusia tidak lakukan," kata Kim ketika memberikan kuliah umum di Gedung Vokasi Universitas Indonesia (UI), Depok.

"Kita perlu melakukan itu. Jadi lain kali Anda merasa tingkat adrenalin tinggi guncangkanlah badan dan itu dengan cepat mengurangi aliran adrenalin. Kami menyebut teknik ini self regulation (pengaturan diri -red)," imbuhnya.

Cara lain untuk meredakan stres dengan cepat adalah lewat berbicara dengan orang lain. Kim mengatakan hormon stres kortisol dapat dengan cepat dimatikan dengan hormon lain bernama oksitosin. Hormon oksitosin atau yang dikenal juga sebagai hormon cinta diproduksi tubuh saat seseorang bersosialisasi positif dengan orang lain.
"Penawar nomor satu untuk stres itu adalah oksitosin. Oksitosin bisa cepat diproduksi saat berhubungan dengan orang lain. Itulah mengapa kemampuan menyembuhkan seorang psikolog setengahnya datang dari mendengarkan pasien. Pasien mendapat tambahan produksi oksitosin saat bercerita pada psikolog," papar Kim.

Kim mengatakan reaksi hormon oksitosin menurunkan stres adalah yang paling cepat dan sebenarnya lebih baik daripada hanya menggoyangkan badan.